Information Integration Theory
Teori Integrasi
Informasi (Information Integration Theory) merupakan teori tentang
pengorganisasian pesan atau informasi yang dikemukakan oleh Martin Feishbein.
Teori ini berasumsi bahwa ”The Information approach centers on the ways people
acumulate an organize informations about some, object, situation, or idea, to
form attitude toward a concept”.(Suatu pendekatan
informasi yang berpusat pada cara orang mengakumulasikan dan mengorganisasikan
informasi yang diperolehnya tentang sekelompok orang, objek, situasi atau
ide-ide untuk membentuk sikap yang sesuai dengan konsep yang terbentuk dari
hasil penerimaan informasi tersebut) (Little John, 1997:234-240)
Feishbein dan Little John kemudian mengemukakan bahwa merujuk pada teori
ini semua informasi mempunyai kekuatan potensial yang dapat memengaruhi orang
untuk memiliki sikap tertentu. Besar tidaknya pengaruh tersebut tergantung
kepada dua hal yaitu: valensi dan Bobot Panilaian.
1. Valensi atau tujuan
Berarti sejauhmana suatu informasi
mendukung apa yang sudah menjadi kepercayaan seseorang. Suatu informasi
dikatakan positif apabila informasi tersebut mendukung kepercayaan yang telah
ada dalam diri seseorang sebelumnya. Sedangkan jika yang terjadi adalah
sebaliknya, maka informasi itu dapat dipandang sebagai sesuatu yang negatif
2. Bobot penilaian
Berkaitan
dengan tingkat kredibilitas informasi tersebut. Maksudnya apabila seseorang
melihat informasi itu sebagai suatu kebenaran, maka ia akan memberikan penilaian
yang tinggi terhadap informasi itu. Sementara jika yang terjadi adalah sebaliknya,
maka penilaian yang diberikan pun akan rendah. (Littlejohn,1996,hal 137-138)
Secara
singkat dapat dijelaskan bahwa Valensi berkaitan dengan bagaimana informasi
dipengaruhi sikap seseorang, sedangkan Bobot Penilaian berkaitan dengan
sejauhmana informasi tersebut memengaruhi sikap seseorang. Dengan demikian,
walaupun suatu informasi memiliki tingkat valensi yang tinggi, apabila tidak
didukung oleh bobot penilaian yang tinggi pula, akan menghasilkan efek yang
kecil pada sikap seseorang (Littlejohn,1996:137-138)
Selanjutnya,
pendekatan integrasi informasi memusatkan pada cara-cara orang mengakumulasikan
dan mengorganisasikan informasi tentang orang, objek, situasi atau gagasan
tertentu untuk membentuk sikap terhadap sebuah konsep. Sikap sudah menjadi
sebuah satuan penting dalam penelitian tentang persuasi karena arti pentingnya
dalam perubahan sikap. Sebuah sikap adalah sebuah predisposisi untuk bertindak
dengan suatu cara yang positif atau negatif terdapat sesuatu.
Sebuah
sikap merupakan sebuah akumulasi dari informasi tentang sesuatu, objek, orang,
situasi atau pengalaman. Perubahan sikap terjadi karena informasi baru
memberikan tambahan pada sikap. Sikap mempunyai korelasi dengan keyakinan dan
menyebabkan seseorang memiliki perilaku tertentu terhadap objek sikap.
Menurut
teori integrasi informasi ini, adanya akumulasi informasi yang diserap
seseorang dapat menimbulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Informasi dapat
merubah derajat kepercayaan seseorang terhadap suatu objek
2. Informasi dapat merubah kredibilitas
kepercayaan seseorang yang sudah dimiliki seseorang.
3. Informasi dapat
menambah kepercayaan baru yang telah ada dalam struktur sikap.
Sebuah
sikap dipandang sebagai sebuah akumulasi dari informasi tentang suatu objek,
orang, situasi, maupun pengalaman. Jadi, perubahan sikap terjadi karena
informasi baru memberikan tambahan pada sikap, atau perubahan sikap terjadi
karena informasi tersebut telah merubah penilaian seseorang mengenai valensi
dan bobot informasi lain. Namun, informasi apapun biasanya tidak akan membawa
pengaruh yang terlalu besar terhadap sebuah sikap karena sikap tersebut memuat
bebarapa yang bisa menangkal informasi tersebut. Gary L. Kreps dalam bukunya
Organizational Communication mengatakan: Information is construct that is very
closely related to meaning whereas meaning is the process of making “sense” of
message and information is the “sense” that we make in creating meanings. The
meanings that we create have informations value for us, to the extent that they
help us understand, interpret, and predict phenomena. ( informasi adalah suatu
proses pemaknaan pesan dan informasi adalah makna yang kita gunakan untuk membentuk
suatu pengertian. Pengertian mengandung nilai informasi yang memungkinkan kita
untuk mengerti, menginterpretasikan dan memprediksi suatu fenomena)
(kreps,1990:27)
Makna
penting pengorganisasian komunikasi yang menghubungkan kepentingan antara
organisasi dengan lingkungan luarnya sebagaimana dikemukakan oleh Kreps yaitu,
bahwa “ external communication channels carry message between the organization
and the organization’s relevant environment. Message are both sent to and
received from the organization’s relevant environment. External message are set
to attemp to influence the way environment representatives behave in regard to
the organization.. (Media komunikasi eksternal menjembatani pesan antara
organisasi dengan lingkungan sekitar dan pesan tersebut bertujuan untuk memengaruhi
bagaimana lingkungan sekitar bersikap terhadap organisasi) (Kreps,1990:21).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar